Audrey menderita gangguan kecemasan.
Masalah psikologis ini sampai mengganggu
kehidupan sehari-hari gadis berusia 14 tahun itu. Kemajuan konsultasinya dengan
Dr. Sarah pun berjalan perlahan.
Namun, ketika bertemu Linus, teman
abangnya, Audrey jadi bersemangat.
Ia merasa nyambung dengan cowok itu,
bisa bercerita tentang berbagai ketakutan
yang dirasakannya.
Saat persahabatan mereka semakin erat dan
kesembuhannya semakin nyata, hubungan romantis yang manis terjalin di antara
mereka.
Hubungan yang bukan cuma menolong Audrey
tapi juga seluruh keluarganya.
Aku,
Audrey (Finding Audrey), Sophie Kinsella
Juli
2015, 360 halaman
***
Seperti yang dipaparkan blurb novel ini, Audrey mengalami gangguan kecemasan yang merupakan
efek bullying di sekolahnya.
Alasannya selalu memakai kacamata hitam tentu bukan tanpa alasan. Audrey takut
akan suatu kontak dengan seseorang.
Narasi lincah yang digunakan Sophie Kinsella
membuat saya betah novel ini. Di awal cerita, dengan cepat disuguhi
pertanyaan-pertanyaan yang membuat ingin lekas membalik halaman. Awalnya, saya
kira penulis menggunakan PoV 1 dan bakal memfokuskan pada masalah gangguan
psikologis Audrey. Tapi ternyata… di awal cerita—bahkan nyaris setengah cerita,
bakal disodorkan mengenai semacam ketergantungan terhadap game yang dialami Frank, kakak laki-laki Audrey. Bagaimana Frank
kecanduan game yang membuat Mum
waspada.
Selanjutnya, barulah kisah Audrey dipaparkan. Di
mana sebelumnya ia bertemu dengan Linus—teman main game abangnya—dan melakukan “kontak sepatu”. Dan tentu saja awal
pertemuan mereka tidak semulus itu. Awalnya Audrey cemas, lari, dan bersembunyi
saat bertemu Linus. Dari “kontak sepatu”, kisah mereka berujung pada romance yang cukup manis. Bagaimana
Linus membantu Audrey menghadapi beberapa tantangan yang diajukan oleh Dr.
Sarah. Oh, dan yang termasuk bagian favorit itu adalah tantangan Starbucks.
Yang saya suka dari novel ini, tentu saja tema
yang diangkat dan bagaimana eksekusinya. Kisah keluarga, masalah psikologis, romance, dirangkum menjadi cerita yang
bagus! Dan tentu saja dengan terjemahan yang enak dibaca. Salut buat penerjemah
dan editornya…
Meskipun begitu, saya lebih suka kalau novel ini
berfokus pada Audrey! Rasanya porsi cerita Audrey kurang, bahkan antara
sub-plot “kecanduan Frank akan game
yang selalu diomeli Mum” membuat plot utama novel ini agak blur. Meskipun
demikian, tetap saja saya menyematkan empat bintang untuk novel ini karena
memang “very liked it”. Yap, still, four solid stars.
Terus suka banget sama desain sampul novelnya. Lebih keren dari versi aslinya nggak sih? :)
By the
way,
suka deh GPU gerak cepat menerjemahkan novel bagus seperti ini… :D
hi Agan, bukunya masih ada ga? klu masih ada... ane mau dong, jual lagi di toko buku, hubungi aja ane ya.. thanks
ReplyDeleteTidak saya jual ;)
Delete