Pada pertemuan pertama, ia mengoyakmu. Membuat kau hancur
menjadi serpihan-serpihan kecil, hingga kau tidak dapat mengenal dirimu lagi.
Kau hancur, luluh, berantakan.
Dalam usahamu menyusun kepingan-kepingan diri yang ia
serakan. Ia kembali datang. Dan sekali lagi mencoba menhancurkanmu untuk
menjadikan miliknya.
Tidak diragukan lagi membunuhnya adalah keinginan
terbesarmu. Tapi bagaimana jika hanya padanya, ia yang menghancurkanmu, kau
merasa utuh.
__
Fall, mengisahkan kisah
kehancuran terbesar yang dapat menimpa seorang perempuan. Kebencian yang
dibalut hasrat. Juga keinginan memiliki yang sangat obsesif.
Dalam jalinan kisah yang
dirangkai Carramella, semua perasaan tersebut ditampilkan dengan keindahan yang
mengusik jiwa. Membuat kita secara terpaksa mengakui, bahwa terkadang, sebuah
kehancuran pun dapat terlihat sangat indah.
Fall,
Carammella
Crimson,
225 halaman
***
Well, ini
adalah buntelan pertama saya dari BBI. So,
excited banget dong untuk segera dibaca. Saya pun menanti-nantikan kapan
novel ini dikirim ke rumah saya. Begitu sampai, saya langsung membuka novel
ini.
Kesan
pertama saya? Cantik! Lay out dan
desainnya manis sekali. Saya suka perpaduan black
and white dari novel ini. Kesannya juga luks dan berkelas. Sambil menikmati
pandangan akan desain sampul yang oke, saya akhirnya lekas-lekas membaca novel
ini.
Novel
ini menceritakan tentang perbedaan tipis antara cinta dan benci. Premis yang
digunakan novel ini juga menjanjikan, di mana tokoh utamanya, Marianka, telah
direnggut kesuciannya oleh pria bernama Rem. Tapi… Marianka sendiri tidak tahu,
apakah ia benar-benar membenci Rem karena ia juga mencintainya.
Premisnya
menarik, bukan?
Kelebihan
novel tersebut pada pada premis yang menjanjikan. Flashback pun disisipkan untuk mengetahui benang merah hubungan
Marianka dan Rem sebelumnya.
Yang
mengganjal adalah back story yang
terlalu… kosong. Juga narasi-narasi yang tidak bulat (aduh, bahasa apaan ini?
Sotoy mulai). Kalau dari panjang cerita, lebih cocok jadi novelet ketimbang
novel pula.
Meskipun
bagi saya pribadi tidak menyukai gaya eksekusi menulis si penulis, untuk
penyuka bahasa mendayu-dayu, saya rekomendasikan novel ini.
Untuk typo, banyak banget sebenarnya. Tapi “tersamarkan”…
Omong-omong,
beneran, saya suka lay out-nya! Empat
jempol untuk setter dan yang desain
buku ini.
No comments
Post a Comment