Lara
Jean menyimpan surat-surat cintanya di sebuah kotak topi pemberian ibunya.
Surat-surat
itu bukan surat cinta yang ditujukan untuknya, tapi surat yang ia tulis. Ada
satu surat untuk setiap cowok yang pernah ia cintai—totalnya ada lima pucuk
surat. Setiap kali menulis, ia mencurahkan semua perasaannya. Ia menulis
seolah-olah mereka tidak akan pernah membacanya karena surat itu memang hanya
untuk dirinya sendiri.
Sampai
suatu hari, semua surat-surat rahasianya itu tanpa sengaja terkirimkan—entah
oleh siapa.
Saat
itu juga, kehidupan cinta Lara Jean yang awalnya biasa-biasa saja menjadi tak
terkendali. Kekacauan itu melibatkan melibatkan semua cowok yang pernah ia
tulis di surat cintanya—termasuk cinta pertamanya, pacar kakaknya, dan cowok
terkeren di sekolah.
To All The Boys I’ve Loved Before, Jenny Han
Penerbit Spring
***
I did make a high expectation
for this novel. Apalagi lihat review di Goodreads tatkala Penerbit Spring menerjemahkannya.
Desain sampulnya juga appealing abis,
meskipun jadinya harus baca novel ini di kamar aja, nggak boleh di tempat umum
karena terlalu girly, hehe.
Novel
ini, sebagaimana ditulis di blurb,
mengisahkan tentang Lara Jean. Dia memiliki kakak perempuan, Margo, dan adik
perempuan Kitty. Konflik yang terjadi memang disebabkan karena surat-surat yang
ditulis oleh Lara Jean itu benar-benar “terkirim”, padahal perempuan itu
menulis hanya untuk menumpahkan segala kekalutan hatinya aja. Writing for healing, mungkin begitu.
Tapi toh Lara Jean juga tidak tahu bakal seperti itu kejadiannya.
Kalau
bisa dibilang, novel ini remaja banget dan bisa dibilang light reading material. Saya sendiri udah tau bakalan kayak begini,
jadi saya beli mumpung diskon 40% di salah satu online bookstore, hehe. Lagi kepingin baca romance juga.
Tapi
sayangnya pace-nya terlalu lamban. Sampai
sekian bab, saya kok belum menemukan trigger
akan konflik dari novel ini. Saya pun bersabar. Untunglah kesabaran saya
berbuah manis, karena ceritanya juga cukup manis. Selain itu, sebenarnya
interaksi Lara Jean yang diombang-ambing ketidakpastian dan keragu-raguanlah
yang membuat saya betah membaca. Dan yang saya suka, setidaknya novel ini menggambarkan
kehidupan keluarga Amerika-Korea—meski tidak terlalu detail. Untuk karakternya
sendiri, saya tidak terlalu suka Lara Jean. Saya lebih suka Kitty—juga Margo.
Untuk
ending, memang agak kesal sih dibuat
menggantung begitu. Tapi ya, bakalan tetap menunggu deh meski tidak terlalu
antusias. Yeah, maybe I am the contrary
one. Just 2.5 stars for me.
Hihi... memang ciri khas tulisannya Jenny Han lambat kayak nggak ada konflik yang gimana gitu, Tha. xD
ReplyDeleteBacanya harus santai mengikuti alurnya.
Bukan seleraku deh, Mbak. Hihi. Tapi tetep bagus tulisannya dia. Terjemahannya agak kasar, ya.
Delete