Seumur hidup, Allyson Healey anak baik-baik.
Lalu pada hari terakhir tur ke Eropa, ia bertemu Willem. Cowok Belanda itu
aktor drama berjiwa bebas, sama sekali tidak seperti Allyson. Namun, ketika
Willem mengajaknya meninggalkan rombongan dan ikut ke Paris, Allyson setuju.
Keputusan spontan yang tidak sesuai dengan sifat Allyson ini membuatnya
mengalami hari yang penuh risiko dan romantis, kebebasan, dan kemesraan: 24 jam
yang mengubah hidupnya.
“Menawarkan misteri, drama, dan kisah cinta tak
berbalas, novel ini akan membuat pembaca tidak sabar menunggu kelanjutannya.”
— Publishers Weekly, starred review
Just One Day, Gayle Forman
Gramedia Pustaka Utama
***
Sudah lama saya menanti-nantikan novel Gayle
Forman setelah jatuh cinta dengan novel If I Stay dan Where She Went.
Apalagi, saya begitu buncah saat tahu GPU akan segera menerjemahkannya. Saya
sudah masukkan ke dalam wishlist agar segera membelinya. Dan beberapa hari
sebelum Idul Fitri, akhirnya saya beli juga. Apalagi tahu bahwa translator dari
novel ini adalah Mbak Poppy. Hmmm... bakalan menjadi santapan baca yang
menyenangkan, bukan?
Lalu, bagaimana isi novel ini?
Novel ini menceritakan tentang Allyson, gadis
baik-baik dan generally normal (tipikal mayoritas seorang gadis
kebanyakan) yang sedang ikut tur bersama Melanie, sahabatnya, ke Eropa. Lalu
pada malam hari, saat di Stratford-upon-Avon, Inggris, tatkala ingin menonton
pertunjukkan Shakespeare, Allyson dan Melanie menonton pertunjungan jalanan
Shakespeare, yang herannya membuat mereka antusias. Dan di sana, Allyson
bertemu Willem yang memerankan peran pembantu dalam drama jalanan tersebut.
Just One Day. Satu
Hari Saja.
Memang, satu hari pertemuan dengan Willem
membuat jungkir balik perasaan Allyson, dan mungkin juga Willem. Di mana seharusnya
Allyson kembali bersama Melanie, Allyson akhirnya justru pergi bersama Willem
yang jelas-jelas baru saja ditemuinya ke Paris. Willem membuat Allyson
benar-benar merasa "hidup", dan Allyson bak menjelma Lulu saat
bersama pemuda itu.
24 jam pertemuannya dengan Willem membuat hidup
Allyson berubah. Apalagi akhir pertemuannya dengan Willem sangat tidak
mengenakkan. Setelah one night stand di tempat seniman di Paris, Willem pergi.
Membawa arloji mahal milik Allyson, yang membuat perempuan itu berpikir bahwa
Willem telah menipunya.
Setelah itu, hidup Allyson benar-benar celaka.
Maksudnya, hidup Allyson benar-benar dibayang-bayangi oleh sosok Willem. Dalam
hati, dia masih bertanya-tanya soal Willem... Meski, yeah, logikanya mengatakan
bahwa Willem adalah penipu ulung, dan tentu saja player.
Bagaimana selanjutnya?
Allyson "memberontak" pada
orangtuanya. Dia rasa "kecelakaan" yang diajarkan Willem ada benarnya
juga. Dia tidak ingin sekolah pra-kedokteran. Dia akhirnya mengambil kelas
Shakespeare, yang mana menuntunnya untuk yakin mencari Willem lagi. Bagaimana
kelanjutannya? Silahkan baca sendiri! Pokoknya bakal terhanyut dengan cerita
yang disuguhkan oleh Gayle Forman. Apalagi diterjemahkan dengan apik oleh Mbak
Poppy... :)
Lalu, bagaimana kekurangan novel ini?
Sebenarnya saya hanya menyayangkan pace cerita
yang begitu pelan. Tapi herannya semuanya mengalir begitu saja. Hanya itu.
Banyak bagian dari novel ini yang terasa flat.
Kelebihan novel ini? Cukup banyak. Pertama,
gaya bertutur yang baik. Deskripsi tempat yang juga apik, ditambah penerjemahan
yang dilakukan juga sangat blended ke bahasa Indonesia. Perubahan gejolak emosi
Allyson juga terasa bagi saya pribadi yang laki-laki.
Kelebihan lainnya adalah sisipan karya-karya
Shakespeare, yang sebenarnya begitu asing bagi saya sehingga menambah insight baru.
Lalu filosofi soal kecelakaan dan noda juga dapat saya terima dengan baik.
Oh iya, rasanya saya makin yakin jika sekuel novel
ini akan berpindah ke Willem. Yup, saya berasumsi demikian karena dwilogi If I Stay begitu.
Dan... berapa rating yang
saya berikan untuk novel ini? Sejujurnya sulit. Antara suka, dan suka sekali.
Maka saya berikan 3.5 bintang. Dibulatkan menjadi empat bintang.
Begitu tidak sabar membaca terjemahan Just One Year.
Catatan kecil, terdapat sedikit typos yang
saya dapatkan:
- 105,
kuliha -> kulihat
- 135,
puuh -> puluh
- 165,
Terrific Trio* -> Terrific Trio (saya kira ada footnotenya,
ternyata memang salah ketik)
- 242,
suara -> suara. (Akhir kalimat)
- 258,
shock -> syok
- 310,
terhada -> terhadap
- 372,
Centaal -> Central
- 376,
Pasris -> Paris